WABAH CORONA, MENJADI HAMBA YANG BANYAK BERSYUKUR
Penulis Muchammad Akrom (Asatidz Pondok Pesantren Murottillil
Qur’an Lirboyo)
Tahun 2020 menjadi saksi bisu bagi orang-orang yang hidup di
zamannya. Pada tahun ini Allah SWT sedang menguji hamba-hambanya dengan ujian
berupa pandemi corona atau virus covid-19. Virus ini setidaknya pertanggal 29
April 2020 M sudah menjangkiti lebih dari 3 juta penduduk bumi dan lebih dari sembilan
ribu korbannya adalah saudara-saudara kita di Indonesia. Pandemi ini
mengingatkan kita kembali akan beberapa kejadian di masa lampau yang mungkin
serupa akan tetapi tidak sama.
Allah SWT mengajarkan kita di dalam Al-Qur’an kisah-kisah yang dengannya kita dapat mengambil Ibrah (hikmah) yang baik yang dapat kita terapkan saat sekarang atau di masa yang akan datang. Di masa lampau, Allah SWT banyak menguji umat manusia dengan berbagai hal mulai dari paceklik berkepanjangan selama 7 tahun seperti yang dialami oleh umat Nabi Yusuf a.s.
Nabi Yusuf adalah seorang ahli tafsir mimpi yang handal dimasanya.
Saat Allah mengirimkan cobaan berupa paceklik, Nabi Yusuf a.s sudah
mempersiapkan strategi terbaiknya dengan meningkatkan produksi pangan dan
menimbunnya sebelum datangnya paceklik tersebut. Ini dilakukan atas dasar
tafsir dari mimpi Raja Mesir saat itu sehingga ketika paceklik itu datang,
rakyat Mesir sudah siap sedia dan tidak kekurangan bahan pangan.
Tidak hanya dalam Al-Qur’an saja, dalam sejarahnya umat Islam sudah
pernah mengalami pandemi penyakit menular atau dalam bahasa kitab sering
disebut dengan tho’un. Di zaman Kholifah Umar bin Khottob misalnya, penyakit
tho’un ini sudah menelan banyak korban jiwa bahkan sang pedang Allah Kholid bin
Walid R.A pun wafat terkena wabah ini. Saat itu Sayyidina Umar mengambil
kebijakan dari Sabda Rasulluah SAW dengan melarang warga yang berada di daerah
penularan penyakit untuk tidak keluar dari wilayahnya dan melarang warga di
luar wilayah tersebut untuk memasukinya. Taktik ini hampir sama seperti yang
digunakan oleh negara-negara didunia saat ini yang lebih kita kenal dengan nama
lockdown. Saat ini, taktik yang dijalankan oleh Sayyidina Umar terbukti ampuh
dalam meredam wabah tho’un.
Posting Komentar untuk "WABAH CORONA, MENJADI HAMBA YANG BANYAK BERSYUKUR"
Mohon berkomentar dengan memakai kata-kata yang baik dan sopan.