Seperti ibadah lainnya, puasa memiliki syarat dan rukun untuk melakukannya. diantara yang paling penting adalah niat. karena melakukan ibadah tanpa niat yang benar maka akan sia-sia ibadah kita. Tapi, sebelum membahas bagaimana niat puasa yang benar sesuai dengan ilmu fikhnya seyogjanya kita mengetahui tingkatan-tingakatan derajat ibadah puasa.
Puasa memiliki beberapa tingkatan derajat pahala bagi yang melakukannya, apalagi ketika itu dilakukan saat bulan suci Ramadhan. Bagaimana tingkatan derajat puasa menurut syara’? Dalam ketarangan yang ada dalam kitab Durrotun Nasihin dijelaskan, bahwasanya Puasa memiliki 3 tingkatan derajat, yaitu:
1.
Puasanya
orang Awwam (masyarakat umum)
Puasa
model ini adalah puasa yang biasa dilakukan oleh orang-orang biasa yaitu dengan
hanya menahan perutnya dari makan dan minum dan menahan dari bersetubuh dengan
istrinya.
2.
Puasanya
orang-orang sholih
Puasa
model ini adalah tidak hanya sebatas menahan syahwatnya saja akan tetapi juga
menahan anggota badannya dari melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Derajat puasa
ini tidak bisa dihasilkan kecuali dengan 5 cara yaitu Pertama menjaga
penglihatan dari sesuatu yang dilarang oleh agama. Kedua menjaga lisan dari
Ghibah, berbohong, adu domba, dan sumpah palsu. Ketiga menjaga telinga dari
hal-hal yang dilarang untuk didengar. Keempat menjaga seluruh anggota badan
dari melakukan perbuatan yang dimakruhkan dan menjaga dari makanan-makanan yang
syubhat (belum jelas halal dan haramnya). Kelima tidak makan sampai kekenyangan
ketika berbuka.
3.
Puasanya
Khowasul Khowas (Puasanya Para Nabi)
Puasa model ini
adalah puasa yang memiliki derajat tinggi di sisi Allah SWT, yaitu melakukan
puasa sampai benar-benar dapat menjaga hatinya dari urusan-urusan duniawi.
Setelah kita mengetahui bagaimana tingkatan derajat puasa maka hal yang perlu dilakukan oleh umat muslim adalah mengetahui bagaimana niat puasa Ramadhan, karena niat merupakan salah satu rukun yang apabila tidak dilakukan maka tidak sah ibadah puasa yang dilakukan. Bagaimana niat puasa Ramadhan yang benar sesuai dengan hukum fikh madhab Imam Syafi’i?
Niat puasa ramadhan yang benar
sesuai dengan mazhabnya imam syafi’i dapat dicermati dari dua aspek
yaitu bacaan niat dan waktu melakukannya. Bacaan niat puasa Ramadhan madzhab Imam Syafi’i adalah
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أداَءِ فَرْضِ الشَّهْرِ
رَمَضَانِ هَذِهِ السّنَةِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى
Sedangkan waktu melakukannya adalah setiap hari diantara waktu maghrib
sampai berakhirnya waktu sahur. Ketika seseorang lupa melakukan niat ini maka
ia tetap wajib berpuasa Ramadhan seperti biasa dan nantinya ia harus mengqodhoi
(mengganti) di hari-hari lain selain bulan Ramadhan. Maka agar tidak lupa
sehingga wajib menggantinya setiap muslim/muslimah diperbolehkan taqlid kepada madzhabnya
Imam Malik dengan cara menjamak niat
pada malam pertama awal Ramadhan dengan melakukan niat puasa untuk satu bulan
penuh dengan bacaan
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ
تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى
Langkah ini diambil dan diperbolehkan oleh para Ulama’ sebagai antisipasi
agar tidak perlu melakukan qodho’ ketika lupa melakukan niat di bulan Ramadhan.
Akan tetapi pada hari berikutnya sampai
akhir Ramadhan tetap melakukan niat sesuai dengan tuntunan madzhab Imam Syafi’i
di setiap harinya. Wallahu A’lam. Baca juga ASAL USUL MALAM LAILATUL QADAR.
Posting Komentar untuk "TINGKATAN DERAJAT DAN NIAT PUASA RAMADHAN"
Mohon berkomentar dengan memakai kata-kata yang baik dan sopan.