Sejarah ASWAJA- Ahlussunnah Wal Jama’ah
Sejarah lahirnya Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai ideologi
agama sebenarnya telah muncul sejak masa hidupnya Rasulullah e. Pada masa tersebut para sahabat lebih mengedepankan rasa patuh
dan tunduk terhadap ajaran Rasulullah e. Bahkan ketika para sahabat membicarakan tentang Dzat Allah, maka Rasulullah
melarangnya seraya berkata “Janganlah kalian memikirkan tentang dzat Allah tapi
renungilah ciptaan-Nya, sehingga tidak khawatir akan adanya penyimpangan
dan penyelewengan dari tuntunan Rasulullah e.
Kemudian setelah wafatnya Rasulullah SAW,kepemimpinan diteruskan
oleh sahabat Abu Bakar Siddiq RA, kemudian diteruskan Umar Bin Khathab RA, dan
ketika kepemimpinan dipegang oleh sahabat Utsman Bin Affan RA maka terjadilah
kericuhan akibat dari kebijakan Utsman memecat para pejabat yang telah diangkat
oleh Umar Bin Khathab. Sebagian rakyat mencurigai para Pejabat di masa Utsman telah
melakukan korupsi. Mereka meminta kepada Utsman untuk mengganti para
pejabatnya. Namun Utsman tidak menanggapi permintaan mereka. Hal ini
menimbulkan perpecahan antar umat muslim. Sebagian kelompok menyetujui
kebijakan utsman dan sebagian menentang.
Kondisi itu dimanfaatkan sebagian kelompok untuk
memecah belah Islam yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’, dengan memberi
gagasan kepada Utsman yang tujuannya hanya untuk menurunkan pejabatnya atau
Utsman itu sendiri yang harus turun. Namun Utsman tetap berpegang teguh dan
selalu mempertahankan kebijakannya. Akhirnya beliau dikepung selama tiga hari
sampai sebagian dari mereka berhasil melompat dinding kediamannya dan berhasil
membunuh beliau ketika sedang membaca al-Qur’an dengan mushaf masih di tangan.
Berawal dari terbunuhnya utsman ahirnya banyak
menimbulkan dampak negatif sehingga bermunculan berbagai kelompok yang salah
satunya kelompok yang menamakan dirinya dengan sebutan Ahlussunnah
Wal Jamaah. Mereka adalah golongan yang masih memiliki komitmen terhadap Sunnah
Rasulullah SAW dan jalan yang ditempuh para sahabatnya dalam bidang Aqidah,
Ibadah dan Akhlaq. Dan meyakini semua sahabat memiliki sifat adil. Dan meyakini
perseteruan yang terjadi antara Ali bin Abi Thalib RA dan Mu’awiyyah merupakan
interpretable ( ijtihadnya masing-masing ). Jika ijtihadnya benar maka akan
mendapat dua pahala dan bagi yang salah akan mendapat satu pahala, sebagaimana
sabda Nabi:
مَنْ
ِاجْتَهَدَ فَأَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ فَإِنْ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ وَاحِدٌ
Artinya: "Barang siapa
yang berijtihad dan hasil ijtihadnya benar, maka dia akan mendapatkan dua
pahala, dan jika salah , dia mendapatkan satu pahala."
Sampai disini persaingan antara kelompok satu dengan kelompok lain
terutama Mutazilah, Syi’ah dan Ahlussunnah Wal Jamaah. Puncak pesaingan tampak
ketika ajaran filsafat mulai menjalar ketubuh islam, Tepatnya ketika tampuk
kepemimpinan daulat Bani Abasiyyah dipegang oleh Al-Ma’mun pada tahun 198-218 H/813-833
M. al-Ma’mun memberlakukan faham mu’tazilah sebagai faham resmi negara dan
memaksa para pejabat meninggalkan faham lain, bahkan menyiksa dan membunuh para
ahli hadits.
Reaksi akibat tekanan-tekanan dari penguasa, akhirnya muncullah Abu
Hasan Ali Bin Ismail al-Asy’ari (pendiri al-Asy’ariyyah) yang menghadapi para
penganut mu’tazilah di pusat penyebarannya di Bashrah. Dan muncul pula Abu
Manshur Bin Muhmmad Al-Maturidi (pendiri al-Maturudiyyah) yang menghadapi
cabang-cabang mu’tazilah di Samarqand dan sekitarnya. Tujuan beliau berdua
adalah mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan as-Sunnah.
Rasulullah telah bersabda bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan dan hanya Ahlussunnah Wal Jama’ah yang selamat, sebagaimana dalam sabda beliau:
وَالًّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ, سَتَفْرِقُ
أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَاثْنَانِ
وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ. قِيْلَ : مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ الله ؟ قَالَ أَهْلُ السُّنَّةِ
وَالْجَمَاعَةِ
Artinya: Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad
dengan genggaman-Nya, akan terpecah – pecah umatku menjadi 73 kelompok, yang
satu masuk surga dan yang lain masuk neraka. Ditanyakan (kepada beliau),
Siapakah kelompok (yang masuk surga) itu Ya Rasullahllah?" Nabi menjawab:
" Ahlussunnah Wal Jama’ah." (H.R. At-Thabrani dari 'Auf bin Malik).
Posting Komentar untuk "SEJARAH ASWAJA - AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH"
Mohon berkomentar dengan memakai kata-kata yang baik dan sopan.