ASAL USUL MALAM LAILATUL QADAR
Malam Lailatul Qadar adalah salah satu malam yang dimuliakan oleh
Allah SWT dan lebih sering disebut dengan malam seribu bulan. Al-Qur’an juga
telah menjelaskan perihal malam Lailatul Qadar ini dalam Surah Al-Qadr ayat
1-5. Disebutkan dalam Al-Qadr bahwasanya pada malam Lailatul Qadar Allah
mengutus para Malaikat-Nya untuk turun ke muka bumi dengan membawa kebaikan dan
keberkahan. Tentang waktunya Lailatul Qadar ini, para Ulama’ bersilang pendapat
akan tetapi Jumhurul Ulama’ meyakini Lailatul Qadar ada pada sepuluh hari
terakhir di Bulan Ramadhan. Wallahu A’lam.
Bagaimana asal usul malam Lailatul Qadar ini? Menurut riwayat yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA diceritakan bahwa dahulu kala ada seorang lelaki yang shalih yang bernama Sam’un Al-Ghozi. Dimasa hidupnya ia telah memerangi orang-orang kafir selama delapuan puluh tiga tahun lebih empat bulan atau sebanding dengan seribu bulan dengan pedangya yang indah dan tidak ada seorangpun yang memiliki dan menandingi kehebatan pedangnya. Ketika ia menggunakan pedangnya untuk berperang maka tidak sedikit korban yang berjatuhan terkena hunusan pedangnya.
Musuh-musuh Sam’un Al-Ghozi saat itu tidak dapat mengalahkannya
sehingga mereka berencana mengalahkannya dengan cara yang lain. Maka mereka
berkata kepada istri Sam’un yang termasuk golongan wanita yang kafir, “Jika
engkau membunuh suamimu, maka akan kami berikan harta yang banyak untukmu!”.
Kemudian Istri Sam’un menjawab, “Aku tidak mungkin bisa membunuhnya”. Lalu musuh-musuh
Sam’un berkata, “Akan kami berikan seutas tali yang kuat yang dengannya engkau
ikat tangan dan kaki suamimu saat tidur dan kami yang akan membunuhnya”. Istri
Sam’un yang kafir itu akhirnya menyepakatinya dan setelah suaminya tertidur
segera istrinya mengikat erat kedua tangan dan kedua kakinya.
Saat Sam’un terbangun, ia berkata, “Siapa yang mengikatku?.” “Aku yang
mengikatmu untuk mencoba seberapa tangguh dan kuat engkau”, Jawab istrinya.
Akhirnya Sam’unpun merobek tali yang telah diikatkan di kedua tangan dan
kakinya. Musuh-musuh Sam’un belum patah arang, akhirnya mereka memberikan
rantai kepada istrinya untuk diikatkan kembali. Setelah Sam’un diikat kembali
oleh istrinya dengan rantai tersebut iapun terbangun dan bertanya dengan
pertanyaan yang sama dan dijawab juga dengan jawaban yang sama oleh istrinya. Rantai
itupun bernasib sama dengan tali yang diikatkan sebelumnya. Kemudian Sam’un
berkata, “Wahai istriku, aku adalah kekasih Allah SWT. Tidak ada yang bisa
mengalahkanku didunia ini kecuali rambutku ini”.
Setelah mendengar ucapan suaminya, akhirnya ketika Sam’un tertidur
istrinya memotong rambut suaminya sebanyak delapan potong. Empat potong
diikatkan dikedua tangan dan empat potong yang lain diikatkan di kedua kaki. Ketika Sam’un tersadar dari
tidurnya ia bertanya, “Siapa yang mengikatku?”. Istrinya menjawab, “Aku yang
mengikatmu”. Sam’un berusaha untuk merobek ikatannya, akan tetapi selalu gagal.
Kemudian istrinya memanggil orang-orang kafir. Musuh-musuh Sam’un segera
mengikatnya disebuah balok kayu kemudian memotong lidahnya dan kedua
telinganya, kedua bibirnya, kedua tangan dan kakinya, dan mecongkel kedua
matanya.
Allah dzat yang maha melihat
dan mendengar tehadap hamba-hambnya kemudian memberikan wahyu kepada Sam’un dan
berfirman, “Apa yang engkau inginkan wahai Sam’un maka akan Aku kabulkan”. Sam’un
berkata, “Aku hanya meminta kekuatan untuk merobohkan kayu ini sehingga aku
bisa keluar dan merobohkan rumah ini”. Kemudian Allah menyelamatkannya dengan
mengembalikan kekuatan dan seluruh anggota tubuhnya. Setelah dapat keluar
akhirnya rumah tersebut dirobohkan oleh Sam’un dan seluruh orang kafir beserta
istrinya mati didalamnya. Singkat cerita, Sam’un Al-Ghozi kemudian beribadah
kepada Allah SWT selama seribu bulan.
Posting Komentar untuk "ASAL USUL MALAM LAILATUL QADAR"
Mohon berkomentar dengan memakai kata-kata yang baik dan sopan.